CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Minggu, 30 Juni 2013

FISIOLOGI DAN PERUBAHAN WANITA MENOPOUSE




FISIOLOGI DAN PERUBAHAN WANITA MENOPOUSE

Disusun oleh :
1.      Fitria Gita Nurjannah                     (101.0043)
2.      M. Zainuddin Fanani                      (101.0063)
3.      Mariati Dwi N                                (101.0067)
4.      Ni Putu Ika O                                 (101.0077)
5.      Rizki Amelia Yarinsa                     (101.0099)
6.      Yanis Citra Karisma                       (101.0117)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1         LATAR BELAKANG
Populasi manusia usia lanjut (manula) secara statistik menunjukkan jumlah yang signifikan dalam  populasi penduduk indonesia. Jumlah manula perempuan lebih banyak di bandikan dengan jumlah manula laki- laki. Hal ini tentu saja berdampak pada kebutuhan pelayanan yang profesional pada manula.Kelompok umur manula secara luas tergantung dari masing-masing definisi berdasarkan kebutuhan program. Dalam perjalanan hidupnya seseorang wanitayang mencapai umur sekitar 45 tahun , mengalami penuaan indung telur sehingga tidak sanggup memenuhi hormon estrogen. Sistem hormon seluruh tubuhmengalami kemunduran dalam mengeluarkan hormonnya. Kemunduran padakelenjar tiroid dengan hormon toroksin untuk metabolisme umum dankemunduran kelenjar paratiroid yang mengatur metabolisme kalsium. Semuawanita berumur panjang pasti mengalami menopause. Menopause menandakan berakhirnya kesuburan dan berakhirnya menstruasi. Di samping itu, sering kalimuncul gejala menopause akut dan kecemasan akan pengaruh jangka panjang,seperti penyakit kardiovaskuler dan osteoporosis. Menopause merupakan kejadian yang sangat individual, dengan berbagai masalah akibat “usia paruh baya” yangmenertai sehingga bagaimana setiap wanita menerima dan mengalami waktu perubahan fisik ini sangat bervariasi. Dari segi emosi, menopause dapatmenandakan waktu terjadinya perubahan besar saat wanita memiliki kesempatan untuk membuat pengkajian kehidupan yang sudah ia lalui, ia mungkin harus beradaptasi dengan perubahan peran dalam keluarga dan masyarakat, serta harusmenghadapi perubahan tubuh serta harapan dalam hidup, serta perubahan psikologis pada diri wanita membuat masa wanita menopause menjadi salh satugoncangan dan analisis diri terbesar bagi beberapa wanita.Pengobatan dapat membantu sebagian wanita lain , konseling mungkin di perlukan oleh beberpa wanita lain, sedangkan untuk wanita lainnya, menopause mungkin tidak menjadi perhatian
Menopause merupakan kejadian normal yang dialami wanita. Beberapa wanita menganggapnya sebagai sebuah pengalaman positif tetapi sebagian lain menganggap sebagai suatu peristiwa negatif. Monopouse atau penuaan bukanlah mitos. Keduanya merupakan kenyataan. Pengalaman perempuan dengan kedua kenyataan tersebut apakah penuh penderitaan atau tidak, tergantung bagaimana perasaan perempuan mengenai dirinya sendiri. Setiap perempuan pasti mengalami menopause memasuki usia 50 tahun. Namun dalam perkembangannya, perempuan berusia 35 tahun pun bisa mengalami menopause atau yang dikenal dengan istilah menopause dini.
Masa menopause merupakan fase yang selalu terjadi pada wanita yang akan menginjak umur 44 tahun ke atas dan ditandai dengan berhentinya haid. Terkadang wanita belum siap untuk menghadapi masa ini karena mereka selalu beranggapan bahwa seorang wanita yang telah mendapatkan/ mengalami menopause gairah seksualnya juga akan menurun. Keadaan demikian dipahami sebagian masyarakat kita terutama pada generasi tua bahwa pada keadaan menopause, wanita sudah tidak boleh melakukan hubungan seks. Hal ini merupakan sebuah mitos di masyarakat kita.
Ada kecenderungan dewasa ini untuk terjadinya menopause pada umur yang lebih tua. Misalnya, pada tahun 1915 menopause dikatakan terjadi sekitar umur 44 tahun, sedangkan pada tahun 1950 pada umur yng mendekati 50 tahun. Penelitian Agoestina pada tahun 1982 di Bandung menunjukkan bahwa pada umur 48 tahun, 50% dari wanita Indonesia telah mengalami menopause. Dan hal ini yang dikhawatirkan oleh pasangan suami istri pada umumnya.

1.2         RUMUSAN MASALAH
1.    Apa yang di maksud dengan menopause dan kalsifikasinya?
2.    Apa saja etiologi dari menopause?
3.    Apa penyebab dan gejala-gejala menopause?
4.    Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi menopause?
5.    Bagaimana Patofisiologi dari menopause?
6.    Bagaimana perubahan anatomi fisiologi alat reproduksi yang terjadi pada wanita masa menopause?
7.    Bagaimana Cara mencegah pemunculan menopause?



1.3         TUJUAN
1.    Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan menopause dan macam-macamnya
2.    Untuk mengetahui apa saja yang menjadi etiologi dari menopause
3.    Mengetahui penyebab dan gejala-gejala Menopause
4.    Untuk Mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi menopause.
5.    Untuk mengetahui perjalanan dari sebuah menopause
6.    Untuk mengetahui perubahan anatomi fisiologi alat reproduksi yangterjadi pada wanita masa menopause.
7.    Mengetahui solusi dari masalah Menopause.

1.4         MANFAAT
1.      Agar pembaca dapat mengetahui apa yang di maksud dengan menopause dan klasifikasinya
2.      Agar pembaca dapat mengetahui bebeapa etiologi menopause
3.      Agar pembaca dapat memahami penyebab dan gejala dari menopause
4.      Agar pembaca memahami faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi menopause
5.      Agar pembaca mampu mengetahui perjalanan menopause
6.      Agar pembaca dapat mengetahui perubahan anatomi fisiologi alatreproduksi yang terjadi pada wanita masa menopause
7.      Agar pembaca mengetahui solusi dari masalah menopause











BAB II
PEMBAHASAN

2.1     Pengertian Menopause
Menurut Depkes RI (1993) dan Levina (2002), Menopause adalah perdarahan terakhir dari uterus yang masih dipengaruhi oleh hormone dari otak dan sel telur.
Kata “Menopause” terdiri dari dua kata yang berasal dari kata Yunani yang berarti “Bulan” dan “Penghentian sementara” yang lebih tepat disebut dengan “Monocease”. Secara medis istilah menopause berarti “monocease” karena berdasarkan defenisinya maka menopause itu berarti berhentinya masa menstruasi (Reitz, 1993).
Menopause adalah berhentinya secara fisiologis siklus menstruasi yang berkaitan dengan tingkat lanjut usia perempuan. Seorang wanita yang mengalami menopause alamiah sama sekali tidak dapat mengetahui apakah saat menstruasi tertentu benar-benar merupakan menstruasinya yang terakhir sampai satu tahun berlalu. Menopause kadang-kadang disebut sebagai perubahan kehidupan. Kondisi ini juga ditemukan di beberapa spesies lain yang mengalami siklus seperti itu. 
Menopause adalah tidak terjadinya periode menstruasi selama 12 bulanakibat dari tidak aktifnya folikel sel telur. Periode transisi menopause dihitungdari periode menstruasi terakhir diikuti dengan 12 bulan periode amenorea (tidak mendapatkan siklus haid). Bagian dari periode transisi perubahan masareproduktif ke masa tidak reproduktif. Menopause merupakan perubahan yangnormal terjadi pada kehidupan seorang wanita ketika periode menstruasinya berhenti. Seorang wanita sudah mencapai menopause apabila dia tidak mendapatkan menstruasi selama 12 bulan secara berurutan, dan tidak ada penyebab lain untuk perubahan yang terjadi. Selama menopause, yang umumnyaterjadi pada usia 45-55 tahun, tubuh seorang wanita secara perlahan mengurangi produksi hormon estrogen dan progesterone sehingga terjadilah berbagai gejala.Menopause dapat di pengaruhi oleh faktor genetic, merokok, pengengkatanovarium dan kemoterapi. Menopause di bagi dalam beberapa tahap yaitu:
1.    Pra menopause
a)      Fase antara usia 40 tahun dan di mulainya fase klimakterium. 
b)      Gejala – gejala yang timbul :
-          Siklus haid yang tidakteratur 
-          Peredaran darah yang memanjang
-          Jumlah darah haid yang banyak
-          Nyeri haid
2.    Peri menopause
a)        Fase peralihan antara pra menopause dan pasca menopause 
b)        Gejala – gejala yang timbul:
-          Siklus haid yang tidak teratur 
-          Siklus haid yang panjang
3.    Menopause
a)        Haid alami akibat menurunnyafungsi estrogen dalam tubuh 
b)        Keluhan keluhan yang timbul pada menopause:
Keringat malam hari , mudah marah, sulit tidur, haid tidak teratur,gangguan fungsi seksual, kekerinagn vagina, badan bertambah gemuk,gelisah, rasa khawatir, sulit konsentrasi, mudah lupa, sering tidak dapatmenahan kencing, nyeri otot sendi, stress, depresi.

KLASIFIKASI MENOPAUSE
a.    Menopause premature
Menopause premature terjadi pada usia dibawah 40 tahun. Diagnosa menopause premature yaitu apabila ada penghentian haid sebelum waktunya disertai dengan hot flushes serta peningkatan kadar hormone gonadotropin. Apabila kedua gejala yang terkhir tidak ada, perlu dilakukan penyelidikan terhadap sebab-sebab lain dari terganggunya fungsi ovarium. Factor- factor yang dapat menyebabkan menopause premature adalah heriditer, gangguan gizi yang cukup berat, penyakit menahun dan penyakit yang merusak jaringan kedua ovarium. Menopause premature tidak memerlukan terapi, kecuali pemberian penerangan kepada wanita yang bersangkutan. (Anonim, 2010)



b. Menopause terlambat
Batas terjadinya menopause umumnya adalah 52 tahun. Apabila seorang wanita masih mendapat haid diatas 52 tahun, maka hal itu merupakan indikasi untuk penyelidikan lebih lanjut. Sebab-sebab yang dapat dihubungkan dengan menopause terlambat ialah : konstitusional, fibromioma uteri dan tumor ovarium yang menghasilkan estrogen. Wanita dengan karsinoma endometrium sering dalam anamnesis mengemukakan menopausenya terlambat. (Anonim, 2010)

2.2  ETIOLOGI MENOPOSE
1.         Alami: semakin tua, folikel wanita makin resisten terhadap stimulasi hormon gonadotropin dan reaksi umpan balik negatif terhadap hipotalamus. Akibatnya FSH dan LH di darah akan naik dan berakibat stimulasi stromal terhadap ovarium. Kadar estrogen dan progesteron pun menurun. Akhirnya terjadi feedback negatif dengan peningkatan FSH dari kalenjar hipofise. Tubuh pun bereaksi dengan menopause.
a.      Menopause prematur (menopause dini)
Kegagalan ovarium prematur adalah menopause yang terjadi sebelum usia 40 tahun. Penyebabnya tidak diketahui namun mungkin berkaitan dengan penyakit autoimun atau faktor keturunan. Selain itu, menopause dini dapat terjadi karena obat-obatan atau operasi. Operasi pengangkatan indung telur (oophorectomy) akan mengakibatkan menopause dini. Apabila dilakukan operasi pengangkatan rahim (histerektomi) tanpa pengangkatan indung telur maka gejala menopause dini tidak akan terjadi karena indung telur masih mampu menghasilkan hormon. Selain itu, terapi radiasi maupun kemoterapi dapat menyebabkan menopause bila diberikan pada wanita yang masih berovulasi (mengeluarkan sel telur). Wanita yang mengalami menopause dini memiliki gejala yang sama dengan menopause pada umumnya seperti hot flashes (perasaan hangat di seluruh tubuh yang terutama terasa pada dada dan kepala), gangguan emosi, kekeringan pada vagina, dan menurunnya keinginan berhubungan seksual. Wanita yang mengalami menopause dini memiliki kejadian keropos tulang lebih besar dari mereka yang mengalami menopause lebih lama. Kejadian ini meningkatkan angka kejadian osteoporosis dan patah tulang. Menopause dini adalah menopause yang terjadi sebelum usia 40 tahun. Kemungkinan penyebabnya adalah faktor keturunan, penyakit autoimun dan rokok.

2.         Buatan: Akibat tindakan bedah (surgical menopause) atau pengobatan kanker (medical menopause). Sehingga perlu dilakukan operasi pengangkatan indung telur/ ovarium. Terjadi akibat campur tangan medis yang menyebabkan berkurangnya atau berhentinya pelepasan hormon oleh Ovarium. Campur tangan ini bisa berupa pembedahan untuk mengangkat ovarium atau untuk mengurangi aliran darah ke ovarium serta kemoterapi atau terapi penyinaran pada panggul untuk mengobati kanker. Histerektomi (pengangkatan rahim) menyebabkan berakhirnya siklus menstruasi, tetapi selama ovarium tetap ada hal tersebut tidak akan mempengaruhi kadar hormon dan tidak menyebabkan menopause.

2.3     Gejala – gejala Menopause
a.  Gejala jangka pendek
Gejala ini sering dijumpai, menimbulkan distress dan menyebabkan banyak wanita yang sebelumnya sehat mencari anjuran medis. Gejala-gejala sering salah diagnosis. Pada beberapa wanita, gejala-gejala menopause mungkin sangat mengganggu kualitas hidup mereka dan sebaiknya tidak diabaikan dalam setiap pembahasan mengenai resiko dan manfaat FSH.
1.  Gejala vasomotor
a.         Kulit memerah dan panas tiba-tiba
b.        Palpitasi
c.         Pening
d.        Rasa lemah dan ingin pingsan.
Kulit memerah dan panas secara tiba-tiba adalah gejala menopause tersering yang mengenai 80% wanita. Gejala ini dimulai sebelum menstruasi berhenti, menetap selama 2 sampai 5 tahun, dan secara universal dianggap sebagai gejala yang tidak menyenangkan dan memalukan. Kulit memerah itu dirasakan sebagai sensasi panas yang mengenai dada bagian atas, leher dan wajah, berlangsung hanya beberapa detik atau menetap selama beberapa menit.
Dapat timbul kemerahan pada wajah dan panas yang intens sering diikuti oleh berkeringat walaupun sebagian wanita berkeringat tanpa didahului oleh rasa panas. Keringat malam disertai gangguan pola tidur normal sering sangat mengganggu, menyebabkan kurang tidur yang kronik baik bagi wanita itu sendiri maupun pasangannya. Sering kemudian timbul letargi dan iritabilitas. Rasa panas dapat dipicu oleh stres, cuaca panas, alcohol dan makanan berbumbu tajam walaupun sebagian besar timbul tanpa faktor pemicu apapun. Etiologi dan mekanisme fisiologis pasti yang mendasari masih belum jelas. Sebagai respon terhadap penurunan fluktuatif konsentrasi estradiol, pusat termogulasi di dalam hipotalamus memicu vasodilatasi kulit dan berkeringat disertai meningkatnya suhu kulit sampai sebanyak 5°C.

2.  Gejala psikologis
Gangguan-gangguan tersebut adalah :
a)      Mood murung
b)      Ansietas
c)      Iritabilitas dan mood berubah-ubah
d)     Labilitas emosi
e)      Merasa tidak berdaya
f)       Gangguan daya ingat
g)      Konsentrasi berkurang
h)      Sulit mengambil keputusan
i)        Merasa tidak bahagia

b.  Gejala jangka menengah
1.  Atrofi urogenital
Jaringan di saluran urogenital sangat bergantung pada estrogen dan mengalami atrofi akibat defisiensi estrogen.
                                            i.         Kekeringan vagina menyebabkan dispareunia, yang kemudian akan menurunkan libido.
                                          ii.         PH vagina meningkat dan vagina rentan mengalami infeksi oleh bakteri, karena terjadi penurunan kolonisasi oleh laktobasil.
                                        iii.         Insidensi disuria, frekuensi, urgensi, dan inkotinensia meningkat sering bertambahnga usia, dan terjadi karena atrofi dan berkurangnya jaringan kolagen di sekitar leher kandung kemih.

2.    Perubahan kulit
1)    Pada pascamenopause terjadi penyusutan generalisata kolagen dari lapisan dermis kulit.
2)    Wanita sering mengeluh kulit yang tipis, dan kering disertai kerontokan rambut dan kerapuhan kuku.
3)    Sering terjadi keluhan nyeri sendi dan otot yang generalisata dan hal ini juga disebabkan oleh berkurangnya kolagen.

c. Gejala jangka panjang
1.    Osteoporosis
Pada wanita kepadatan tulang mencapai puncak pada usia pertengahan 30-an setelah itu menurun secara perlahan sampai terjadi akselerasi pesat penurunan massa tulang setelah menopause. Apakah seorang wanita mengalami osteoporosis, ditentukan oleh massa tulang puncak dan laju pengurangan tulang . wanita secara alami dikaruniai tulang kurang padat dibandingkan pria dan resiko fraktur osteoporosis seumur hidup lebih dari dua kali dibandingkan pria.
2.     Penyakit kardiovaskuler
Setelah menopause dan pada wanita yang mengalami menopause premature, terjadi peningkatan mencolok dalam insedensi penyakit kardiovaskular dan penyakit jantung koroner. Hilangnya fungsi ovarium pada menopause berkaitan dengan penyimpangan pada metabolisme lemak, glukosa, dan insulin, distribusi lemak tubuh, koagulasi, dan fungsi arteri (Glasier,2006).

2.4     Faktor – faktor yang mempengaruhi menopause
Menurut Blackburn dan Davidson (1990), faktor-faktor yang mempengaruhi menopause adalah:
a)        Umur sewaktu mendapat haid pertama kali (menarch)
Beberapa penelitian menemukan hubungan antara umur pertama mendapat haid pertama dengan umur sewaktu memasuki menopause. Semakin mudaumur sewaktu mendapat haid pertama kali, semakin tua usia memasuki menopause. 
b)        Kondisi kejiwaan dan pekerjaan
Ada peneliti yang menemukan pada wanita yang tidak menikah dan bekerja,umur memasuki menopause lebih muda dibandingkan dengan wanita sebayayang tidak bekerja dan menikah.
c)        Jumlah anak 
Ada peneliti yang menemukan, makin sering melahirkan, makin tua baru memasuki menopause. Kelihatannya kenyataan ini lebih sering terjadi pada golongan ekonomi berkecukupan dibandingkan pada golongan masyarakatekonomi kurang mampu.Penggunaan obat-obat Keluarga Berencana (KB)Karena obat-obat KB memang menekan fungsi hormon dari indung telur,kelihatannya wanita yang menggunakan pil KB lebih lama baru memasukiumur menopause.
d)       Merokok 
Wanita perokok kelihatannya akan lebih muda memasuki usia menopause dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok.
e)        Cuaca dan ketinggian tempat tinggal dari pemukaan laut
Wanita yang tinggal di ketinggian lebih dari 2000-3000 m dari permukaanlaut lebih cepat 1-2 tahun memasuki usia menopause dibandingkan denganwanita yang tinggal di ketinggian < 1000 m dari permukaan laut.
f)         Sosio-ekonomi
Menopause  juga dipengaruhi oleh faktor status sosio-ekonomi, di samping pendidikan dan pekerjaan suami. Begitu juga hubungan antara tinggi badandan berat badan wanita yang bersangkutan termasuk dalam pengaruh sosio-ekonomi

2.5 PATOFISIOLOGI MENOPAUSE
Jumlah folikel yang mengalami atresia makin meningkat, sampai suatu ketika tidak tersedia lagi folikel yang cukup, produksi estrogen pun berkurang dan tidak terjadi haid lagi yang berakhir dengan terjadi menopause. Oleh karena itu, menopause diartikan sebagai haid alami terakhir, hal ini tidak terjadi bila wanita menggunakan kontrasepsi hormonal pada usia perimenopause. Pendarahan terus terjadi selama wanita masih menggunakan pil kontrasepsi secara siklik dan wanita tersebut tidak mengalami keluhan klimakterik. Kita tidak pernah tahu kapan wanita tersebut memasuki usia menopause. Untuk menentukan diagnosis menopause, pil kontrasepsi harus segera dihentikan dan satu bulan kemudian dilakukan pemeriksaan FSH dan estradiol.
Bila pada usia menopause ditemukan kadar FSH dan estradiol bervariasi (tinggi atau rendah), maka setelah memasuki usia menopause akan selalu ditemukan kadar FSH yang tinggi (>40 mlU/ml). Kadar estradiol pada awal menopause dijumpai rendah hanya pada sebagian wanita, sedangkan pada sebagian wanita lain, apalagi wanita gemuk, kadar estradiol dapat tinggi. Hal ini terjadi akibat proses aromatisasi androgen menjadi estrogen di dalam jaringan lemak. Diagnosis menopause merupakan diagnosis retropektif , bila seorang wanita tidak haid selama 12 bulan, dan dijumpai kadar FSH darah >40 mlU/ml dan kadar estradiol <30 pg/ml, telah dapat dikatakan wantia tersebut telah mengalami menopause (Baziad, 2003).
Ovarium tidak merespon FSH dan LH

Penurunan jumlah folikel

Penurunan sel telur yang dilepaskan

Keluaran estrogen dan progeteron menurun

Lapisan rahim berhenti menebal

Proses menstruasi berhenti

Rahim dan ovarium mengkerut

Menopause


2.6     Perubahan antomi fisiologi alat reproduksi pada wanita masamenopause
Perubahan yang terjadi pada alat genetalia meliputi liang senggama terasakering , lapisan sel liang senggama menipis yang menyebabkan mudah terjadiinfeksi (infeksi kandung kencing, infeksi liang senggama). Daerah sensitive semakin sulit untuk dirangsang. Saat hubungan seksual dapat menjadi nyeri (dispareunia), dan sulit mencapai orgasme. Lemahnya penyangga alat kelamin bagian dalam, liang senggama terasa turun (menonjol ) dalam bentuk tonjolankandung kencing (sistokel), tonjolan dinding bagian belakang (rektokel), danmulut rahim terbuka, kepuasa berkemih dan buang air besar semakin berkurang,seolah- olah masih terdapat sisa.
Berbagai organ reproduksi juga akan mengalami perubahan karena berhentinya haid. Rahim mengalami antropi (keadaan kemunduran gizi jaringan), panjangnya menyusut, dan dindingnya menipis. Jaringan miometrium (otot rahim) menjadi sedikit dan lebih banyak mengandung jaringan fibriotik (sifat berserabutsecara berlebihan). Leher rahim (serviks) menyusut tidak menonjol kedalamvagina bahkan lama-lama akan merata dengan dinding vagina.Lipatan-lipatansaluran telur menjadi lebih pendek, menipis, dan mengerut. Rambut getar yangada pada ujung saluran telur atau fimbria menghilang (Kasdu, 2002: 58)
1.    Perubahan anatomi fisiologi yang terjadi alat reproduksi meliputi pada:
 
a)      Uterus (kandungan)
Uterus mengecil, selain disebabkan atrofi endometrium juga disebabkan hilangnya cairan dan perubahan bentuk jaringan ikat intertesial. Serabut otot miometrium menebal, pembuluh darah miometrium menebal dan menonjol. 
b)      Tuba Falopii (saluran Telur)
Lipatan – lipatan tuba menjadi lebih pendek, menipis dan mengkerut, endosalpingo menipis mendatar dan silia menghilang.
c)      Serviks (mulut rahim)
Serviks akan mengkerut sampai terselubung oleh dinding vagina, kriptaservikal menjadi atropik, kanalis servikalis memendek, sehingga menyerupaiukuran serviks fundus saat masa adolesen.
d)     Vagina (liang kemaluan)
Terjadinya penipisan vagina menyebabkan hilangnya rugae berkurangnya vaskularisasi, elastistik yang berkurang, sekret vagina menjadi encer, indeks kario piknotik menurun. Ph vagina meningkat karena terhambatnya pertumbuhan basil Donderlein yang menyebabkan glikogen seluler meningkat, sehingga memudahkan terjadinya infeksi. Uretra ikut memendek dengan pengerutan vagina, sehingga meatus eksternus melemah timbul uretritis dan pembentukkan karankula.
e)      Dasar pinggul
Kekuatan dan elastistik menghilang, karena atrofi dan lemahnya daya sokong disebabkan prolapsus utero vaginal.
f)       Perineum dan anus
Lemak subcutan menghilang, atrofi otot sekitarnya menghilang yang menyebabkan tonus spincter melemah dan menghilang. Sering terjadi inkontinensia alvi vagina.
g)      Vesica Urinaria (kandung kencing)
Tampak aktivitas kendali spincter dan detrusor hilang, sehingga seringkencing tanpa sadar.
h)      Kelenjar payudara
Diserapnya lemak subcutan, atrofi jaringan parenkim, lobulus menciut, stroma jaringan ikat fibrosa menebal. Puting susu mengecil kurang erektil, pigmentasi berkurang, sehingga payudara menjadi datar dan mengendor.




2.    Perubahan anatomi fisiologi hormon yang terjadi pada wanita masamenopause
Selama masa peri-menopause, Kadar estradiol turun, sedangkan kadar FSH dan LH meningkat. Akan tetapi, kadar hormone tersebut berfluktuasi di sekitar waktu menopause. FSH meningkat secara bertahap dan mencapai puncak setelah perdarahan terakhir terjadi. Dua hingga delapan tahun sebelum menopause, kebanyakan wanita menjadi tak teratur ovulasinya. Selama tahun-tahun tersebut, folikel indung telur (kantung indung telur), yang mematangkan telur setiap bulan, akan mengalamitingkat kerusakan yang semakin cepat hingga pasokan folikel itu akhirnya habis..Inhibin, zat yang dihasilkan dalam indung telur, juga semakin berkurang sehingga mengakibatkan meningkatnya kadar FSH ( Follicle Stimulating Hormone, hormon perangsang folikel yang dihasilkan hipofise). Kadar FSH kembali turun10-20 tahun setelah menopause. Kadar estrogen tidak bekurang selama kurang dari satu tahun sebelum periode menstruasi terakhir. Sebelum menopause, estrogen utama yang dihasilkan tubuh seorang wanita adalah estradiol. Namun selama pra-menopause, tubuh wanita mulai menghasilkan lebih banyak estrogen dari jenis yang berbeda, yang dinamakan estron, yang dihasilkan di dalam indung telur maupun dalam lemak tubuh.Kadar testoteron biasanya tidak turun secara nyata selama pra-menopause.Kenyataannya, indung telur pasca-menopause dari kebanyakan wanita (tetapi tidak semua wanita) mengeluarkan testoteron lebih banyak daripada indung telur  pra-menopause. Sebaliknya, kadar  progesteron benar-benar mulai menurunselama pra-menopause, bahkan jauh sebelum terjadinya perubahan-perubahan pada estrogen atau testoteron Estrogen dan androgen (seperti halnya testoteron) adalah penting,misalnya untuk mempertahankan tulang yang kuat dan sehat serta jaringanvagina dan saluran kencing yang lentur. Baik estrogen maupun progesterone sama-sama penting untuk mempertahankan lapisan kolagen yang sehat pada kulit.
Keluhan – keluhan yang timbul:
Akibat perubahan organ reproduksi maupun hormon tubuh pada saatmenopouse mempengaruhi berbagai keadaan fisik tubuh seorang wanita. Keadaanini berupa keluhan-keluhan ketidaknyamanan yang timbul dalam kehidupansehari-hari:
a.       Hot flushes (perasaan panas) Adalah rasa panas yang luar biasa padawajah dan tubuh bagian atas (seperti leher dan dada). Dengan perabaantangan akan terasa adanya peningkatan suhu pada daerah tersebut. Gejolak  panas terjadi karena jaringan-jaringan yang sensitif atau yang bergantung pada esterogen akan terpengaruh sewaktu kadar estrogen menurun.Pancaran panas diperkirakan merupakan akibat dari pengaruh hormon pada bagian otak yang bertanggung jawab untuk mengatur temperatur tubuh. 

b.       Keringat Berlebihan merupakan Cara bekerjanya secara persis tidak diketahui, tetapi pancaran panas pada tubuh akibat pengaruh hormon yang mengatur termostat tubuh pada suhu yang lebih rendah. Akibatnya, suhu udara yang semula dirasakan nyaman, mendadak menjadi terlalu panas dan tubuh mulai menjadi panas serta mengeluarkan keringat untuk mendinginkan diri. Selain itu, dalam kehidupan seorang wanita, jaringan- jaringan vagina menjadi lebih tipis dan berkurang kelembabannya seiringdengan kadar estrogen yang menurun. Gejala lain yang dialami wanitaadalah berkeringat dimalam hari

c.       Vagina Kering merupakan Perubahan pada organ reproduksi, diantaranya pada daerah vagina sehingga dapat menimbulkan rasa sakit pada saat berhubungan intim. Selain itu, akibat berkurangnya estrogen menyebabkankeluhan gangguan pada epitel vagina, jaringan penunjang, dan elastisitasdinding vagina. Padahal, epitel vagina mengandung banyak reseptor estrogen yang sangat membantu mengurangi rasa sakit dalam berhubunganseksual.

d.        Tidak dapat menahan air seni. Ketika usia bertambah, air seni sering tidak dapat ditahan pada saat bersin dan batuk. Hal ini akibat estrogen yangmenurun sehingga salah satu dampaknya adalah inkonsitensia urin (tidak dapat mengendalikan fungsi kandung kemih). Perlu diketahui serta lapisan otot polos uretra perempuan juga mengandung banyak reseptor estrogen. Kekurangan estrogen menyebabkan terjadinyagangguan penutupan uretra dan perubahan pola aliran urin menjadiabnormal sehingga mudah terjadi infeksi pada saluran kemih bagian bawah

e.         Hilangnya jaringan penunjang karena Rendahnya Kadar estrogen dalamtubuh berpengaruh pada jaringan kolagen yang berfungsi sebagai jaringan penunjang pada tubuh. Hilangnya kolagen menyebabkan kulit kering dankeriput, rambut terbelah-belah, rontok, gigi mudah goyang dan gusi berdarah, sariawan, kuku rusak, serta timbulnya rasa sakit dan ngilu pada persendian.

f.       Penambahan berat badan. Saat wanita mulai menginjak usia 40 tahun, biasanya tubuhnya mudah menjadi gemuk, tetapi sebaliknya sangat sulitmenurunkan berat badannya. Berdasarkan penelitian, setiap kurun 10tahun, akan bertambah berat badan atau tubuh melebar kesamping secara bertahap. Hal ini diduga ada hubungannya dengan turunnya estrogen dangangguan pertukaran zat dasar metabolisme lemak.

g.      Gangguan mata karena Kurang dan hilangnya estrogen mempengaruhi produksi kelenjar air mata sehingga mata terasa kering dan gatal.

h.         Nyeri tulang dan sendi. Seiring dengan meningkatnya usia maka beberapaorgan tidak lagi mengadakan remodeling, diantaranya tulang. Bahkan, mengalami proses penurunan karena pengaruh dari perubahan organ lain.Selain itu dengan bertambahnya usia penyakit yang timbul semakin beragam. Hal ini tentu saja berkaitan dengan kebugaran dan kesehatantubuh wanita (Kasdu, 2002: 56)

2.7     Upaya dalam mengatasi gejala – gejala menopause
1)  Terapi nonhormonal
a.  Arus panas (hot flush)
            Dianjurkan untuk meningkatkan asupan vitamin B kompleks untuk menekan stress dengan menormalkan sistem saraf tubuh. Meningkatkan konsumsi makanan tinggi fitoestrogen seperti kacang – kacangan terutama kedelai dan olahannya (tahu, tempe, susu kedelai), dan papaya. Makan sumber vitamin E yang tidak saja dapat memperlancar oksigen tapi juga mencegah pengendapan kolesterol di arteri sehingga peredaran darah menjadi lancar.
b.  Kulit kering dan keriput
            Makanlah makanan alami bersifat membangun dan tidak merusak, terutama buah – buahan dan sayuran.Tingkatkan asupan vitamin E yang terdapat di biji – bijian terutama biji – bijian yang sudah berkecambah. Vitamin E diyakini dapat menyerap dan menghancurkan pigmen tanda – tanda ketuaan yang timbul pada kulit. Perbanyak minum air putih dan hindari merokok.
c.  Pening atau sakit kepala.
     Cobalah untuk bersantai, beristirahat atau melakukan  meditasi . Hindari hal-hal yang menyebabkan ketegangan, depresi atau stress. Hindari alkohol dan kopi.
d.  Pengerutan vagina.
     Menggunakan krim estrogen atau gel khusus vagina, melakukan hubungan seks secara teratur.
e. Infeksi saluran kemih.
     Banyak mengkonsumsi air putih. Jika kantung kemih dalam keadaan penuh, pembilasan akan sering terjadi sehingga bakteri akan terbawa keluar. Mencuci bersih alat kelamin setelah buang air kecil untuk mencegah masuknya bakteri.
f. Insomnia (sulit tidur).
     Menjalani gaya hidup yang positif dan hilangkan pikiran negative. Melakukan aktivitas fisik di siang hari. Aktivitas fisik secara teratur dapat membuat tidur lebih nyenyak. Jangan membiarkan perut dalam kondisi kelaparan.
g.  Gangguan psikis dan emosi
     Memperbanyak makanan sumber fitoestrogen dan vitamin B6, misalnya kedelai dan produknya seperti tempe, tahu, dan susu kedelai. Vitamin B6 penting untuk memperlancar kerja sistem saraf dan menurunkan tingkat stress. Meningkatkan asupan kalsium menurut Gay Gaer Luce dapat mengurangi kesedihan dengan mempengaruhi fungsi sistem saraf. Perasaan marah dan depresi bisa diakibatkan oleh ketidakseimbangan natrium dan kalium dalam cairan tubuh. Oleh karena itu kurangi garam dan tingkatkan asupan kalium, misalnya jeruk atau pisang. Menghargai dan mencintai diri sendiri dengan cara menerima apa adanya.


h.  Oesteoporosis
     Meningkatkan asupan kalsium bisa dari Susu atau ikan, misalnya ikan teri. Meningkatkan asupan vitamin D dari Susu dan paparan sinar matahari pagi (jam 08.00 – 09.00). Meningkatkan asupan estrogen alami (fitoestrogen) dengan banyak mengkonsumsi produk kedelai seperti susu kedelai, tempe dan tahu. Meningkatkan aktifitas fisik (Wirakusumah. Emma. S, 2004).

2)  Terapi hormonal
Gejala – gejala menopause dan osteoporosis bisa dibantu dengan menggunakan terapi penyulihan atau penggantian hormone (HRT = Hormone Replacement Therapy) yang dilakukan dengan memasukkan hormon – hormon seksual didalam tablet atau beberapa bentuk lainnya. HRT tidak sesuai bagi setiap perempuan dan adanya beberapa kondisi medis, seperti kanker payudara . HRT perlu waktu lama untuk persiapan sehingga bisa sesuai dengan setiap individu. Salah satu kerugian HRT adalah bahwa kebanyakan persiapan HRT menyebabkan sedikit pendarahan bulanan pada perempuan yang secara normal sudah berhenti menstruasi tetapi persiapan HRT sekarang tersedia bagi perempuan tua dimana tidak ada pendarahan bulanan yang dialaminya (Nash Barbara,2006).













BAB III
PENUTUP

3.1  KESIMPULAN
              Menopause adalah berhentinya masa menstruasi pada wanita yang rata-rata umurnya mencapai 50 tahun dengan rentang antara 48 dan 52 tahun.  Penyebab Menopause adalah adanya degenerasi atau penuaan secara alamiah pada organ reproduksi wanita. Gejala-gejala menopause meliputi rasa panas, sembelit, gangguan tulang, sakit kepala, bengkak, linu dan rasa nyeri. Nafsu seksual tidak ada hubungannya dengan produksi hormon pada saat atau sesudah menopause.Menopause tidak dapat dicegah tetapi gejala-gejala menopause dapat ditekan dengan terapi estetogen pengganti, olah raga, berhenti merokok, mengkonsumsi kalsium, vitamin tambahan dan kedelai.

3.2  SARAN
   Dari sedikit penjelasan diatas, kiranya penulis dapat memberikan saran sebagai berikut:
1. Sebaiknya seorang wanita yang umurnya sudah mendekati 40 tahun harus berolahraga secara teratur, mengkonsumsi kalsium dan vitamin-vitamin yang berguna bagi tubuh agar masa menopausenya tidak terlalu cepat.
2. Sebaiknya seorang waniya mempersiapkan mentalnya untuk menghadapi masa menopause.